Mengupas Lakon Mewujudkan Tontonan (Part – 2)

Oleh: Eko Santosa

Elemen Lakon
a. Tipe Lakon
Tipe (jenis) lakon secara mendasar dapat dibedakan menjadi; tragedi, komedi, drama, melodrama, dan satir. Meskipun demikian banyak lakon kontemporer yang menggabungkan beberapa tipe dan dapat diklasifikasikan sebagai lakon “tragi-komedi”, “tragedi-satir”, “drama-komedi”, dan lain sebagainya, akan tetapi pengklasifikasian lakon secara mendasar adalah kelima tipe di atas (Mc Tigue, 1992).

Tragedi: adalah sebuah lakon yang sangat serius di mana sang tokoh utama berusaha keras menghadapi tantangan besar tetapi tidak berhasil. Secara tradisional, lakon tragedi diakhiri dengan kematian tokoh utama.

Komedi: adalah lakon yang mengandung humor di mana sang tokoh utama berhasil mengatasi masalah yang dihadapinya dengan cara yang mengundang tawa.

Drama:lakon serius yang memiliki segala rangkaian peristiwa yang nampak hidup, mengandung emosi, konflik, daya tarik memikat serta akhir yang mencolok dan tidak diakhiri dengan kematian tokoh utama (William Froug, 1993).

Melodrama: lakon serius yang memaksimalkan aksi fisik, suspen, konflik yang jelas, dan biasanya berakhir dengan happy ending. Melodrama sering juga disebut sebagai exaggerate drama atau drama yang diperbesar (diperpanjang).

Satir: lakon komedi yang mengandung kritik sosial dengan menampilkan kekonyolan dan kelemahan manusia serta absurditas perilaku.

b. Premis
Setiap hal pasti memiliki maksud tujuan atau premis. Di dalam setiap detik kehidupan manusia pasti mengandung maksud baik disadari atau tidak. Demikian juga halnya dengan lakon. Dalam dunia teater, premis sering disebut dengan istilah; tema, gagasan dasar, tujuan, ide pokok, subjek, thesis, dan lain sebagainya. Tetapi dari semuanya memiliki arti yang sama yaitu, setiap lakon pasti memiliki premis (Lajos Egri, 1960). Premis inilah yang selanjutnya mengarahkan tujuan akhir dari lakon. Seluruh rangkaian cerita, jalinan persitiwa, dan alur laku dramatika lakon dibalut dalam premis yang telah ditentukan.

c. Plot
Secara mendasar plot dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa atau kejadian dalam lakon yang disusun sedemikian rupa berdasar hukum sebab akibat. Penyusunan peristiwa ini menurut Aristoteles dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu; bagian awal, tengah, dan akhir (wikipedia.org). Tetapi William Froug (1993, Ibid.) membagi rangkaian kejadian dalam empat bagian yaitu; pembukaan (opening), bagian awal, tengah, dan akhir. Lakon-lakon konvensional memang bisa dibagi dalam tiga atau empat bagian. Ada sebagian pengarang yang menuliskan lakon secara filmis sehingga bagian opening sangatlah berarti karena dapat dijadikan arahan lakon secara menyeluruh.Read more...
,
Mengupas Lakon Mewujudkan Tontonan (Part – 2) Mengupas Lakon Mewujudkan Tontonan (Part – 2) Reviewed by admin on 10:53:00 PM Rating: 5

No comments:

DomaiNesia
Den Blangkon. Powered by Blogger.