METODOLOGI KERJA AKTOR (2)


Oleh : Eko Santosa

3. Akting Adalah Aksi dan Reaksi
Aktor-aktor muda sering mendekati naskah dengan anggapan seolah-olah hanya mereka sendiri yang akan memainkannya di atas panggung. Hasil dari pekerjaan itu tentu saja berdimensi tunggal. Dimensi diri pribadi aktor yang bersangkutan. Kualitas kerja seperti itu dapat dikatakan dengan “melakukan separoh (kewajiban) akting”. Kerja lain yang tidak kalah penting setelah aktor melakukan aksi (akting) adalah melakukan reaksi terhadap apa yang dikatakan oleh lawan main. Mendengarkan dengan sungguh, melakukan reaksi secara wajar adalah “separoh kerja” yang lain dari akting.

Penghapalan naskah secara tepat akan sangat membantu dalam langkah ini. Hapalan akan membuat aktor semakin yakin di mana letak baris dialog yang harus diucapkan. Keyakinan aktor dalam mengucapkan dialog akan memberikan ruang kebebasan berekpsresi. Aktor yang tidak hapal teks dengan baik akan menemukan hambatan dan ekspresi yang dihasilkannya tidak optimal. Dengan hapal naskah maka aktor akan lebih rileks dan menikmati setiap kalimat yang diucapkan oleh lawan main dan melakukan reaksi yang wajar tanpa harus merasa takut dan berpikir, “Setelah ini saya harus berkata apa?”

4. Belajar di Rumah
Pekerjaan rumah seorang aktor adalah pekerjaan yang dilakukan oleh aktor di rumah dengan tujuan menemukan karakter yang tepat tokoh yang diperankan. Dalam pekerjaan rumah ini aktor dapat kembali membaca naskah dan melakukan analisis. Analisis karakter tokoh peran, setting, pesan lakon, tema, periodisasi lakon dan lain sebagainya. Selain itu, kerja menghapal teks dapat dilakukan secara intens di rumah dalam suasana yang tenang seperti dikehendaki. Read more...
,
METODOLOGI KERJA AKTOR (2) METODOLOGI KERJA AKTOR (2) Reviewed by admin on 8:32:00 PM Rating: 5

No comments:

DomaiNesia
Den Blangkon. Powered by Blogger.